Kisah Nabi Adam Dan Nabi Muhammad


penciptaan nabi Adam
Sebelum menciptakan manusia,Allah Swt.Terlebih dahulu menciptakan alam semesta. Allah menciptakan alam semesta ini hanya dalam enam hari saja. Allah tidak merasa lelah dalam menciptakan alam semesta. Setelah alam semesta diciptakan, termasuk bumi, Allah kemudian menciptakan benda dan makhluk yang lainnya. Allah ciptakan gunung dan sungai di bumi. Allah ciptakan laut di bumi. Allah pun ciptakan hewan melata di bumi. Allah ciptakan dengan kebesaran-Nya. Setelah bumi dan isinya tercipta, Allah kemudian menciptakan manusia pertama. Manusia yang pertama diciptakan Allah adalah Adam (Nabi Adam). Allah menciptakan Adam dari tanah. Dengan kekuasaan-Nya, terciptalah makhluk paling sempurna, yaitu manusia. Adam pun tinggal di surga. Sebelumnya, Allah telah menciptakan malaikat dari cahaya dan setan atau iblis dari api.
Setelah Adam tercipta, Allah kemudian memerintahkan iblis dan malaikat untuk bersujud kepada Adam. Mendapat perintah Allah, malaikat pun bersujud. Namun, berbeda dengan malaikat, iblis tidak mau bersujud kepada Adam. Iblis merasa dirinya adalah makhluk paling mulia. Karena tidak mau bersujud kepada Adam, Allah pun berfirman kepada iblis "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) saat Aku menyuruhmu?" Iblis pun menjawab: "Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." Dengan adanya jawaban dari iblis tersebut, Allah kemudian berfirman:
 "Turunlah kamu dari langit dan surga ini, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina."
 Kemudian iblis pun menjawab "Tangguhkan aku sampai mereka dibangkitkan." Allah pun berfirman kembali, "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh"
 Iblis kembali menjawab "Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka aku benar-benar akan (menghalangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." Allah kembali berfirman, "Keluarlah kamu dari surga sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa yang mengikuti kamu, benar-benar aku akan mengisi neraka jahanam dengan kamu semua.”
Dengan demikian, terusirlah iblis dari surga. Sejak saat itu juga, iblis bersumpah akan menggoda manusia sampai akhir zaman. Allah pun akan memasukan iblis dan orang yang tergoda dan menjadi pengikutnya ke dalam neraka.

2. Kehidupan Nabi Adam di Surga
Setelah iblis terusir dari surga, Nabi Adam hidup di surga. Allah memberikan kenikmatan yang sangat besar kepada Nabi Adam. Allah memberikan surga beserta isinya untuk dinikmati oleh Nabi Adam. Setelah hidup sekian lama disurga, Allah kemudian menciptakan manusia kedua, yaitu Siti Hawa. Siti Hawa diciptakan Allah dari tulang rusuk Nabi Adam. Allah ciptakan Siti Hawa sebagai istri Nabi Adam. Selain memberikan kenikmatan di dalam surga, Allah pun memberikan larangan kepada Nabi Adam dan Siti Hawa, yaitu untuk tidak memakan buah khuldi. Hal ini sesuai firman Allah sebagai berikut.
"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini. Dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. al Baqarah/2:35)
Nabi Adam merasa senang dan bahagia mempunyai istri.Mereka hidup bahagia di surga.Allah mengajarkan Adam beberapa ilmu pengetahuan. Allah pun memberi tahu Adam melalui firmannya. "Hai adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh yang nyata bagimu dan bagi istrimu, maka sesekali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka..."
 Sementara itu, di luar surga, iblis terus berusaha untuk masuk ke dalam untuk menggoda Nabi Adam dan istrinya. Iblis membujuk beberapa hewan yang ada di bumi untuk dapat mengantarkannya ke surga. Namun, hampir semua hewan menolaknya, kecuali ular. Berkat bujuk rayu iblis ini, ular pun mau menjadi tunggangan iblis untuk mengantarnya ke surga. Sesampainya di surga, iblis langsung mendekati Nabi Adam untuk menggodanya. Iblis menggoda Nabi Adam untuk memakan buah khuldi. Iblis berkata "Hai Adam, maukah engkau aku tunjukan pohon khuldi (pohon abadi) yang jika engkau memakannya engkau akan kekal." Namun Adam tidak mendengarkan godaan iblis. Adam tetap patuh terhadap perintah Allah untuk tidak memakan buah khuldi itu. Iblis tidak menyerah begitu saja. Iblis pun kembali menggoda Nabi Adam. Iblis mengatakan "Tuhan kalian tiada melarang kalian terhadap pohon khuldi tersebut, melainkan karena kalian nanti akan bisa menjadi malaikan atau menjadi kekal". Namun Adam tetap tidak mau mendengarkan godaan iblis. Karena merasa tidak dapat menggoda Adam, iblis kemudian menggoda Hawa. Hawa yang pada saat itu sedang memandangi pohon khuldi itu,

kemudian digoda oleh iblis. Iblis menggoda Hawa untuk memakan buah itu. Iblis mengatakan bahwa pohon itu indah, buahnya harum, rasanya lezat, dan warnanya indah. Karena terus-terusan digoda oleh iblis, akhirnya Hawa pun tergoda untuk memetik dan memakan buah itu. Setelah memakan buah itu, Hawa kemudian mendatangi Adam dan berkata "Wahai Adam, makanlah buah ini, sesungguhnya aku telah mencicipinya." Adam menjawab, "Tidak, aku tidak akan berbuat durhaka terhadap Tuhanku."
 Hawa pun berkata "Aku telah memakannya dan tidak terjadi apa-apa terhadapku." Hawa kembali meminta Adam untuk memakannya, namun Adam tetap tidak mau memakannya karena Adam tetap tidak mau memakannya, hawa akhirnya marah dan meninggalkan Adam.
Adam kemudian meminta Hawa untuk kembali. Namun, hawa tidak mau kembali kepada Adam sebelum Adam mau memakan buah itu. Adam pada waktu itu tidak mau berbuat durhaka kepada Allah, namun Adam pun tidak tahan atas kemarahan istrinya. Akhirnya, Adam pun tergoda dan Adam pun mendekati pohon itu lalu memakan buahnya. Setelah memakan buah khuldi itu, sadarlah Adam atas apa yang telah menimpanya. Adam menjadi tahu apa yang baik dan apa yang buruk. Sejak saat itu jugalah, Adam mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan telanjang. Begitupun Hawa. Keduanya kemudian mengambil dedaunan yang ada untuk menutupi aurat mereka.
Selanjutnya Allah datang dan berkata, "Bukankah Aku telah melarangkalian berdua untuk mendekati pohon itu, dan telah Aku katakan bahwa setan adalah musuh yang nyata? Lalu kenapa engkau memakan buah pohon itu, padahal aku telah melarangnya?"
Adam dan hawa kemudian meminta ampun kepada Allah. "Wahai Tuhan kami, kami telah berbuat zalim kepada diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihani kami, pastilah kami termasuk golongan orang-orang yang merugi."
 Nabi Adam dan istrinya terus meminta ampun kepada Allah karena telah mengikuti iblis yang sesat. Allah kemudian mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga. Allah berfirman "Turunlah kalian dari surga. Sebagian dari kalian akan menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kalian ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai batas waktu yang ditentukan" Setelah itu, keluarlah Adam dan Hawa dari surga. Mereka diturunkan di bumi dengan tempat yang berbeda dan terpisah.

3. Adam dan Hawa Hidup di Bumi
Turunlah Adam ke bumi. Allah menurunkan Adam di daerah Hindustan, sedangkan Hawa suatu daerah di daerah Arab (sekarang dikenal dengan kota Mekah). Adam merasa sangat kesepian hidup di bumi. Ia sangat merindukan surga Allah. Ia pun merindukan istrinya, Hawa. Demikian pula dengan Hawa. Ia sangat merindukan saat-saat di surga dulu. Pada saat itu, yang ditemukan Adam hanyalah hamparan bumi dan langit Adam berusaha mencari Hawa kesana kemari, namun tetap tidak dapat
menemukannya. Begitupula dengan Hawa, ia mencari Adam kesana kemari,  namun tetap saja ia tidak menemukannya. Adam kemudian berdoa kepada Allah "Wahai Tuhan, tidak adakan orang lain di bumi ini yang mensucikan-Mu dan memuji-Mu, selain diriku?"
Kemudian terdengarlah suara Allah kepada Adam. "Aku akan menjadikan di bumi ini anak-anakmu dan keturunannmu yang akan bertasbih dengan memuji dan mensucikan-Ku, dan Aku akan menjadikan rumah-rumah di mana orang-orang yang beriman akan selalu mengingat-Ku. Dari salah satu rumahrumah itu akan Aku jadikan sebuah rumah yang akan Aku namai dengan nama-Ku (Baitullah). Aku akan menjadikannya sebagai tanah suci yang aman. Aku akan menjadikannya sebagai rumah yang pertama dibangun untuk manusia, dimana mereka datang ke rumah tersebut dari berbagai tempat. Mereka semua bertasbih dengan memuji-Ku, dan mereka mengucapkan kalimat sambutan (Labaik Allaahuma labbaik). Barang siapa datang ke rumah itu dengan maksud untuk berhaji, maka ia adalah tamu-Ku dan wajib bagi Al-Karim (Zat Yang Mulia) untuk memuliakan tamu-Nya. Engkau akan meramaikannya, wahai Adam, begitu juga para nabi dan umat setelahmu, nabi yang satu dengan nabi yang yang lain dan umat yang satu setelah umat yang lain."

Mendengar jawaban dari Allah tersebut, Adam yakin bahwa dirinya suatusaat akan menemukan Hawa. Adam juga sangat ingin pergi ke Baitullah. Dengan demikian, Adam terus mencari Hawa setiap hari. Dalam pencariannyaAdam terus bertobat kurang lebih 300 tahun. Akhirnya, Adam bertemu dengan Hawa setelah sekian lama berpisah.Mereka bertemu di padang Arafah di sebuah bukit yang sekarang dikenal  dengan Jabal Rahmah. Setelah berkumpul kembali, mereka kemudian pergi ke Baitullah. Ternyata, Baitullah itu berupa batu mulia. Keduanya kemudian bertawaf mengelilingi Baitullah itu. Hingga sekarang, setiap orang yang menunaikan ibadah haji, akan melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah. Adam dan Hawa selanjutnya meneruskan kehidupan mereka. Mereka menangis meratapi dosa yang telah mereka lakukan dulu di surga. Adam kemudian bertobat kepada Allah, dan Allahpun menerima tobatnya. Allah menjajikan Adam dan Hawa akan kembali ke surga. Allah pun memerintahkan Adam untuk memakmurkan bumi dan menjadi khalifahnya.
Adam dan Hawa kemudian dikaruniai anak. Setiap Hawa mengandung, yang dikandungnya selalu anak kembar. Anak pertama mereka adalah Qabil dan Iqlima. Qabil adalah laki-laki, sedangkan Iqlima adalah perempuan. Setelah beberapa waktu, Hawa pun mengandung lagi dan kembali melahirkan anak kembar. Anak yang laki-laki diberi nama Habil, sedangkan yangperempuan diberi nama Labuda. Allah memerintahkan Nabi Adam untuk menikahkan anak-anaknya secara silang setelah dewasa nanti. Artinya, Qabil menikahi Labuda dan Habil menikahi Iqlima. Setelah anak-anak itu dewasa, Nabi Adam pun bermaksud menikahkan anak-anaknya. Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima. Namun, mendengar maksud ini, Qabil tidak setuju. Qabil menginginkan nikah dengan Iqlima karena parasnya yang lebih cantik dari Labuda. Qabil tetap bersikerasingin menikahi Iqlima walaupun Nabi Adam telah menjelaskan bahwa ini adalah perintah Allah. Nabi Adam kemudian mengadukan masalah ini kepada Allah. Allah pun memberikan solusi. Allah memerintahkan Qabil dan Habil berkurban untuk Allah. Iqlima dapat dinikahi oleh orang yang kurbannya dipilih oleh Allah. Ternyata, kurban yang diterima adalah kurbannya Habil. Dengan demikian Habil berhak menikahi Iqlima, sedangkan Qabil tidak. Namun, Qabil tetap bersikukuh ingin menikahi Iqlima.
 Iblis kemudian menggoda Qabil agar tetap bersikukuh menikahi Iqlima. Iblis pun menggoda Qabil agar membunuh saudaranya sendiri Habil. Karena godaan iblis dan hawa nafsunya, Qabil akhirnya membunuh Habil. Dengan demikian, Qabil adalah orang pertama yang membunuh dan Habil adalah orang pertama yang dibunuh. Nabi Adam sangat bersedih atas kematian anaknya. Nabi Adam kemudian melanjutkan kehidupannya dan dikaruniai anak yang lainnya. Nabi Adam akhirnya wafat pada usia 1000 tahun.

B. Kisah Nabi Muhammad
1. Kelahiran Nabi Muhammad
Nabi Muhammad dilahirkan di Mekah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah. Disebut tahun gajah karena pada saat itu Mekah diserang pasukan gajah yang dipimpin Abrahah al-Habasyi. Maksud penyerangan pasukan gajah Abrahah adalah untuk menghancurkan Ka'bah. Pada saat itu kaum Quraisy tidak dapat berbuat banyak untuk melawan pasukan Abrahah. Kaum Quraisy adalah suku yang paling banyak mendiami kota Mekah. Namun atas kebesaran Allah, Ka'bah tetap utuh dan tidak dapat dihancurkan oleh Abrahah. Allah menurunkan burung ababil dari langit untuk menghancurkan pasukan gajah itu. Burung ababil tersebut melemparkan batu-batu yang panas kepada pasukan Abrahah. Seketika itu pula pasukan Abrahah hancur dan Ka'bah pun selamat. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur'an surah Al-F-i l ayat 1 - 5. Tidak jauh dari peristiwa penyerangan itu, ibunda Nabi Muhammad yang bernama Aminah binti Wahab akan melahirkan putranya. Pada saat melahirkan, Aminah tidak merasakan sakit seperti yang dirasakan wanita melahirkan lainnya. Bayi itu pun lahir dengan tersenyum dan tidak menangis. Selain itu, saat lahir, sang Bayi pun mengisyaratkan jarinya ke atas langit. Setelah itu, Bayi itu pun menelungkupkan mukanya seperti keadaan sujud kepada Tuhannya. Cahaya yang menenteramkan pun hadir menyelimuti proses kelahiran Sang Bayi. Bayi tersebut kemudian oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib diberi nama Muhammad yang artinya terpuji. Sejak lahir, Muhammad tidak sempat melihat ayahnya yang bernama Abdullah. Abdullah meninggal dunia saat Muhammad masih dalam kandungan.

2. Nabi Muhammad disusui oleh Halimah as-Sa'diyah
Telah menjadi kebiasan masyarakat Arab pada saat itu untuk mengirimkan bayi yang baru lahir ke pedalaman desa. Tujuan bayi itu dikirim ke pedalaman desa adalah agar bayi itu tumbuh di lingkungan yang baik. Salah satunya adalah bayi itu akan hidup dalam lingkungan yang orang-orangnya berbahasa dengan baik.
Dengan demikian, bayi yang dikirim ke pedalaman desa tidak disusui oleh ibu kandungnya. Namun, bayi tersebut akan disusui oleh perempuan lain. Begitu pula dengan Muhammad. Muhammad akhirnya disusui oleh

Halimah as-Sa'diyah seorang perempuan dari kalangan Bani Sa'ad. Halimah as-Sa'diyah merupakan perempuan desa yang desanya pada waktu itu dilanda kekeringan. Saat desanya kesusahan itulah, Halimah pergi ke Mekah mencari bayi yang dapat disusuinya. Harapan Halimah waktu itu adalah menemukan bayi dari anak orang kaya yang akan memberikan upah yang banyak. Setelah mencari ke sana ke mari, Halimah tidak menemukan bayi dari kalangan orang kaya. Halimah akhirnya menemukan bayi Muhammad. Waktu itu Halimah ragu untuk menyusui Muhammad karena Muhammad bukanlah anak dari orang kaya. Bahkan, Muhammad adalah anak yatim. Walaupun kakeknya adalah termasuk pemimpin di suku Quraisy, namun kakeknya tidak mempunyai harta yang melimpah.
Namun, saat akan menerima bayi Muhammad, terjadilah suatu keajaiban Air susu Halimah yang pada saat itu hampir kering, akhirnya penuh dan mengalir dengan deras. Halimah pun akhirnya menerima Muhammad untuk disusuinya. Keajaiban pun berlanjut dan tidak berhenti disitu. Saat Halimah akan kembali ke Bani Sa'ad, Halimah mendekati untanya untuk dinaiki. Unta yang pada saat itu terlihat lemas dan tidak bertenaga seketika itu pula menjadiunta yang kuat dan berenergi. Saat tiba di desanya, keajaiban pun kembali hadir. Desanya yang sudah lama tidak dituruni hujan, akhirnya mendapatkan hujan yang memakmurkan. Hewan-hewan ternak menjadi gemuk dan sehat.
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar Kelas IV 29 Bayi Muhammad disusui oleh Halimah selama dua tahun. Setelah dua tahun, Halimah pun mengembalikan Muhammad ke ibu kandungnya, Aminah. Dengan berat hati Halimah mengembalikan Muhammad. Bahkan, Halimah meminta untuk dapat mengurus Muhammad satu tahun lagi. Walaupun ragu, namun karena melihat ketulusan dan air mata Halimah, akhirnya Aminah mengabulkan permintaan Halimah. Aminah meminta Halimah untuk mengembalikan Muhammad pada tahun berikutnya.

Pada suatu hari, Muhammad bermain dengan putra Halimah yang merupakan saudara sesusuannya. Saat bermain, tiba-tiba putra Halimah pulang dengan ketakukan. Putra Halimah pun menceritakan perihal yang terjadi. Putra Halimah menceritakan bahwa telah ada dua orang laki-laki yang mendatangi Muhammah. Dua orang itu kemudian membaringkan Muhammad dan membelah dadanya.
Halimah kemudian bercerita kepada suaminya. Suaminya pun langsung mencari Muhammad. Muhammad akhirnya ditemukan dalam keadaan sehat wal afiat. Muhammad pun menceritakan apa yang telah terjadi. Muhammad menceritakan bahwa ada dua orang laki-laki yang membelah dadanya dan mengambil sesuatu dari kalbunya kemudian mengembalikannya lagi. Peristiwa tersebut tercacat dalam sejarah dan dikenal dengan "peristiwa pembelahan dada" (syaqqis sodri). Kedua laki-laki yang membelah dada Muhammad itu adalah malaikat. Malaikat itu mengeluarkan bagian dari kalbu manusia yang biasa dihuni oleh setan.

3. Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad
Setelah kembali kepada ibunya, Muhammad diasuh dengan kasih sayang.  Muhammad tumbuh menjadi anak yang terpuji. Perilakunya berbeda dengan anak-anak lain seusianya. Selain ibunya, kakeknya pun sangat sayang kepada Muhammad, sebagai pengganti anaknya, Abdullah. Suatu hari, Muhammad yang berusia 6 tahun di ajak oleh ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya. Selain itu, ibunya pun hendak mengenalkan Muhammad kepada saudara-saudaranya. Perjalanan mereka ditemani oleh Ummu Aiman. Ummu Aiman adalah seorang budak perempuan. Saat perjalanan pulang, Aminah mengalami sakit keras. Karena sakitnya itu, Aminah akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Aminah wafat dan kembali kepada Allah. Muhammad saat itu sangat sedih dan tak kuasa menahan air matanya. Belumlah lama Muhammad merasakan kasih sayang Ibunya, kini Ibunya telah berpulang ke Rahmatullah. Sekarang, Muhammad menjadi yatim piatu. Ummu Aiman yang pada saat itu menemani Muhammad memeluk Muhammad dan menangis. Sesampainya di Mekah, Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Kakeknya sangat menyayangi Muhammad. Kakeknya meratapi nasib Muhammad yang masih kecil sudah mengalami kepedihan yang begitu berat. Abdul Muthalib sangat mengistimewakan Muhammad. Muhammad diasuh dengan kasih sayang yang sangat besar. Namun, Muhammad tidak dapat merasakan kasih sayang kakeknya tersebut dalam waktu yang lama. Kakeknya akhirnya meninggal dunia ketika Muhammad berusia delapan tahun. Kepedihan dan kesedihan pun dirasakan kembali oleh Muhammad kecil.
Sepeninggalan kakeknya, Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Abu Thalib sangat mencintai Muhammad seperti anaknya yang lain, bahkan lebih. Begitu pula Fatimah, istri Abu Thalib, beliau pun sangat mencintai Muhammad. Ketika usianya yang masih muda belia, semangat kerja keras dan keuletannya sudah muncul. Di saat anak-anak seusianya bermain dengan penuh suka cita, Muhammad dapat bekerja dan dapat membanggakan pamannya dan orang-orang di sekitarnya. Muhammad pun menjadi anak yang disayangi semua orang yang ada di sekitarnya. Suatu saat diceritakan ketika sedang menggembala kambing, Muhammad mendengar suara hiburan. Beliaupun meminta teman sesama penggembala untuk menjaga ternaknya, sedangkan beliau hendak melihat tempat suara itu. Ternyata, suara hiburan itu berasal dari perta pernikahan. Saat beliau hendak memasuki tempat itu, rasa kantuk yang amat sangat menghinggapinya sehingga beliau tertidur. Allah telah menjaga Muhammad untuk tidak menyaksikan hiburan. Saat terbangun, hiburan itu telah berakhir dan beliau pun kembali ke ternaknya. Selain membantu Abu Thalib, Muhammad pun sering membantu yang lainnya. Muhammad suatu hari pernah membantu pamannya Abbas untuk memindahkan batu-batu kecil di sekitar Ka'bah. Pamannya waktu itu meminta Muhammad untuk meletakkan sarungnya di pundak agar tidak menghalangi langkah bekerjanya. Namun, Muhammad tidak melakukannya. Dengan demikian, tidak ada seorangpun yang dapat melihat auratnya. Suatu saat Abu Thalib hendak berdagang ke negeri Syam beserta rombongan yang lainnya. Abu Thalib tak kuasa meninggalkan Muhammad. Kemudian, Muhammad pun diajaknya membantu berdagang ke negeri Syam. Selama di perjalanan, keajaiban pun selalu mengikuti para rombongan dagang. Awan selalu menaungi Muhammad ke mana pun Muhammad berjalan. Dengan demikian, Muhammad tidak merasakan panasnya matahari.

Rangkuman
Peristiwa tersebut disaksikan oleh seorang pendeta Nasrani yang bernama Bahira. Bahira merupakan pendeta yang sangat memahami injil dan taurat. Bahira pun sangat paham akan tanda-tanda kehadiran rasul akhir zaman. Bahira kemudian mengundang para rombongan dagang tersebut untuk makan  bersamanya. Setelah melihat Muhammad, Bahira mengetahui bahwa ada tanda-tanda kenabian di dalam diri Muhammad. Kemudian, Bahira menanyakan perihal Muhammad kepada Abu Thalib. Bahira kemudian bertanya kepada Abu Thalib "Siapakah dia?" Abu Thalib menjawab, "Dia anakku". "Bukan, dia bukan anakmu, orang tuanya pastilah telah meninggal", kata Bahira.
"Memang benar, ayahnya telah meninggal ketika dia dalam kandungan. Selanjutnya, ibunya juga meninggal dunia," jelas Abu Thalib. Bahira kembali berkata "Sebaiknya kamu bawa kembali anak ini ke negerimu. Jagalah baik-baik dan wapadalah terhadap orang Yahudi. Sebab, jika orang Yahudi tahu, mereka akan membunuhnya". Abu Thalib pun membawa Muhammad pulang kembali ke Mekah dan menjaganya lebih hati-hati lagi. Abu Thalib yakin bahwa Muhammad mempunyai kelebihan daripada manusia yang lainnya.


Buku Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas 4 dengan Pengarang Uay Zoharudin Tahun Buku 2011.

Comments

Popular Posts